Anggrek Tanah [Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f.] - Khasiat & Manfaat

Anggrek Tanah [Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f.]
Anggrek Tanah
[Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f.]
Anggrek Tanah [Bletilla Striata (Thunb.) Reichb.f.], familia : Orchidaceae, tinggi 15-50 cm. Umbi semu membulat dengan garis-garis yang berpusat pada satu titik. Daun berjumlah 4 atau 5, berkerut dan bentuknya lanset memanjang dengan pangkal serupa pelepah dan ujungnya runcing, panjang 8-29 cm dan lebarnya 1,5-4 cm, berwarna hijau. Bunga berwarna merah muda keunguan , tandan bunga bertangkai sangat panjang yaitu 15-20 cm dengan bunga 3-8 bunga. Daun kelopak hampir sama panjangnya dengan mahkota, tetapi sedikit sempit. Bibir berwarna merah muda dengan garis-garis yang berwarna ungu. Anggrek tanah tumbuh pada bermacam-macam keadaan tanah. Karena bentuk dan warna bunganya yang indah, banyak ditanam sebagai tanaman hias di halaman.

Istilah nama daerah di Indonesia disebut anggrek tanah. Dan Istilah nama asing di Tionghoa disebut Pai cik, tze lan, di Inggris disebut Bletilla.

Sifat Kimiawi dari anggrek tanah ini  rasanya pahit, manis, dan kelat, agak sejuk. Efek Farmakologis dari tanaman ini berkhasiat sebagai pengelat (astringent), menghentikan pendarahan (hemostatic), anti-swelling, meningkatkan regenerasi jaringan. Sedangkan kandungan kimia dari umbi mengandung pati, bletilla-glucomannan (D-mannose ; D-glucose = 3 : 1). Dan bagian yang dipakai adalah umbi dikeringkan dan dijadikan bubuk.

Dosis pemakaian luar : umbi segar dihaluskan atau bubuk umbi ditambahkan air lalu dioleskan pada bagian yang sakit. dan untuk pemakaian dalam : 3-15 gram bubuk umbi (kering), diseduh atau direbus lalu diminum.


Pemakaian luar menyembuhkan berbagai penyakit seperti :

Radang Payudara (mastiotis) : Bubuk umbi anggrek tanah dan putih telur masing-masing secukupnya, dioleskan pada payudara. lakukan secara teratur.

Bisul (furunculus), herpes : 10 gram bubuk umbi anggrek tanah, 10 gram bubuk sambiloto (Andrographis paniculata Nees), dan air secukupnya diaduk sampai rata lalu dioleskan pada bagian kulit yang sakit. Lakukan secara teratur.

Terkilir : Bubuk umbi anggrek tanah secukupnya dan arak putih secukupnya diaduk sampai rata kemudian dioleskan pada bagian terkilir/keseleo.

Mata ikan : Bubuk umbi anggrek tanah secukupnya dan cuka beras putih secukupnya diaduk rata lalu dioleskan pada mata ikan.

Pemakaian dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti :

Batuk (tusis) : 10 gram pahap/umbi bunga lili (Lilium sp.) dan 10 gram kulit jeruk Mandarin kering (Citrus nobilis Lour), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu masukan 9 gram bubuk umbi anggrek tanah, kemudian diminum selagi hangat.

TBC paru (tuberculose) : 30-60 gram pahap/umbi bunga lili (Lilium sp.) direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 250 cc, tambahkan 9 gram bubuk umbi anggrek tanah kemudian diminum.

Bronkhitis yang disertai batuk darah : 3-6 gram bubuk umbi anggrek tanah diseduh dengan air mendidih secukupnya kemudian diminum selagi hangat.

Abses paru-paru
  • 100 gram jali (Coix lachryma -jobi Bl.) direbus sampai lembut lalu masukkan 9 gram bubuk umbi anggrek tanah, kemudian dimakan.
  • 10 gram bubuk umbi anggrek tanah dan 1 butir telur ayam dikukus bersamaan sampai matang kemudian dimakan
Batuk rejan pada anak (pertusis) : Bubuk umbi anggrek tanah (sesuai dosis berdasarkan berat badan) diseduh dengan air mendidih secukupnya lalu diminum selagi hangat. Dosis sebagai berikut.
  • Usia anak kurang dari 1 tahun untuk berat badan per kg gunakan 0,15 gram bubuk umbi anggrek tanah (contoh berat badan 3 kg. bubuk umbi yang digunakan adalah 0,15 x 3 = 0,45 gram)
  • Usia anak lebih dari 1 tahun untuk berat badan per kg gunakan 0,20 gram bubuk umbi anggrek tanah (contoh berat badan 9 kg ; bubuk umbi yang digunakan adalah 0,20 x 9 = 1,80 gram)
Pendarahan lambung : 3-9 gram bubuk umbi anggrek tanah diseduh dengan air mendidih secukupnya lalu diminum selagi hangat.

Sinusitis, ingus berbau tak sedap : 9 gram bubuk umbi anggrek tanah dan 10 gram bubuk sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) diseduh dengan air mendidih secukupnya kemudian diminum selagi hangat.

Perlu anda ketahui dan perhatikan :
  • Umbi anggrek tanah disebut juga pai cik, umbi bunga lili disebut pahap. Keduanya dapat dibeli di toko obat Tionghoa.
  • Pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius tetap konsultasi ke dokter.

Untuk mengetahui berbagai macam jenis tanaman obat lainnya silahkan anda kunjungi :
Read more ...

Wijayakusuma [Epiphyllum oxypetalum Haw.] - Khasiat & Manfaat

Wijayakusuma [Epiphyllum oxypetalum Haw.]
Wijayakusuma
[Epiphyllum oxypetalum Haw.]
Wijayakusuma [Epiphyllum oxypetalum Haw.], familia : Cactaceae, sinonim : Cereus oxypetalus DC. Tumbuhan ini dapat tumbuh subur di daerah sedang sampai tropis dengan tempat yang tidak terlalu panas. 

Merupakan tumbuhan terna, tumbuh tegak dengan tinggi 2-3 m, batang induk berbentuk silinder, batang ini terbentuk dari helaian daun yang mengeras dan mengecil. Bunga wijayakusuma besar, berwarna putih, mempunyai tangkai yang lemas, panjangnya 13-15 cm, penampang bunga sekitar 10 cm, bunga ini hanya mekar pada malam hari dan beberapa jam saja lalu layu dan menjadi kuning. Tidak semua tumbuhan wijayakusuma dapat berbunga dengan mudah, tergantung iklim, kesuburan tanah dan cara pemeliharaannya. Daunnya pipih, tebal dan berdaging, berbentuk lanset, tulang daun di tengah keras dan tebal, daun berwarna hijau dengan permukaan daun yang halus. Pada setiap tepian daun terdapat lekukan-lekukan yang ditumbuhi tunas daun atau bunga. Buahnya berwarna merah, bulat dan bergetah, bijinya banyak dan berwarna hitam. Perbanyakan tumbuhan ini dengan setek daun.

Istilah nama lain di daerah disebut kembang hongte. Dan istilah nama asing disebut Tan hua (Tiongkok), bakawali (Melayu).

Sifat Kimiawi dari bunga wijayakusuma rasanya manis, netral, sedangkan pada batang rasanya asin, masam, sejuk, dan Efek Farmakologi dari bunga berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi), menghentikan pendarahan (hemostatik), meredakan batuk dan dahak. sedangkan pada batangnya berkhasiat sebagai antiradang (antiinflamasi). Bagian yang dipakai untuk bahan obat adalah bunga segar atau dikeringkan dan batang pemakaian segar.

Dosis pemakaian luar : batang segar digiling lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Dan pemakaian dalam : 3-5 bunga atau sekitar 10-20 gram, direbus lalu diminum airnya setelah disaring.

Pemakaian luar menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
  • Bisul (furunculus), bengkak, luka berdarah : batang atau daun segar wijayakusuma digiling hingga halus lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan dibalut.
Pemakaian dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
  • Asma : 3-5 bunga wijayakusuma, tambahkan gula batu dan air secukupnya, ditim, lalu diminum airnya.
  • TBC paru dengan batuk, batuk darah (hemoptysis), radang tenggorokan (pharyngitis) : 3-5 kuntum bunga wijayakusuma, 75 gram lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, 15 gram gula, direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, lalu disaring dan airnya diminum hangat-hangat.
  • Pendarahan rahim pada wanita (uterine bleeding) : 2-3 kuntum bunga wijayakusuma, 1 ons daging sapi tanpa lemak, ditim, setelah matang dimakan bersama nasi.
  • Sukar buang air besar atau sembelit (Constipatio) : 20 gram bunga dan batang wijayakusuma, 70 gram lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu  diminum airnya setelah disaring.
  • Lemah, meningkatkan stamina : 3 bunga wijayakusuma, 10 buah angco (Fructus jujubae) , 15 gram kie cie (Fructus lycii), direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu diminum airnya, sedangkan angco dan kie cie dapat dimakan.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) : 5 kuntum bunga wijayakusuma, 75 gram akar alang-alang (imperata cylindrica [L.] Beauv.), 15 gram jamur kuping hitam (Auricularia Sp.), direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu disaring dan airnya diminum.
Perlu anda ketahui dan perhatikan :
Angco dan kie cie dapat dibeli di supermarket. Pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius disarankan untuk berkonsultasi pada dokter.

Untuk mengetahui berbagai macam jenis tanaman obat lainnya silahkan anda kunjungi :
Jenis Tanaman Obat

Read more ...

Bakung Putih [Crinum asiaticum L.] - Khasiat & Manfaat

Bakung Putih [Crinum asiaticum L.]
Bakung Putih [Crinum asiaticum L.]
Bakung Putih [Crinum asiaticum L.] familia : Amaryllidaceae, sinonim : Crinum rhunpii Meer. = Crinum sinicum Roxb. berasal dari Asia Tenggara yang kemudian menyebar ke kawasan tropis lainnya dan bahkan ke daerah-daerah subtropis. Bakung Putih banyak ditemukan di dataran rendah sampai 700 m di atas permukaan laut, khususnya di tempat-tempat yang lembab tanahnya dan banyak humusnya, di tepi sungai, gundukan di pantai dan sekitar danau juga di tepi hutan.

Pengembangbiakan dapat dilakukan dengan umbi atau bijinya. Herba tahunan dengan tinggi 0,5-1,3 m, mempunyai umbi lapis yang besar dengan diameter 5-10 cm. Pada ujung umbi ada batang semu dengan tunas samping yang tingginya 9-75 cm. Bunga tersusun dalam bentuk payung, terdiri atas 10 - 40 bunga yang berwarna putih dan bebentuk corong. Buahnya berupa buah kotak yang mempunyai kulit tipis, bentuknya bulat telur terbalik, merekah menjadi dua rongga bila masak, berbiji 1-5. Bijinya besar-besar, bentuknya bundar gepeng dan kulit bijinya berlapis lendir. Daun duduk, berbentuk pita atau lanset, panjang 3-120 cm, lebar 3-18 cm, urat-urat daun sejajar tampak jelas. 

Nama lain di Sumatra disebut Bakung (Melayu), bawang hutan, bawang tembaga, kajang-kajang (Palembang), bahong (Batak), semur (Bangka), bakueng (Minang-kabau). Dan nama lain dari Tionghoa disebut When cu lan, di Belanda disebut Lelie, di Inggris disebut Crinum lily, seashore crinum, di Thailand disebut Plub-plueng, dan di Malaysia disebut Krinum bakung

Sifat kimiawi dari bakung putih ini rasanya pedas, tajam, dingin, dan agak beracun.. Efek farmakologisnya berkhasiat sebagai perangsang muntah (emetikum), penetral racun (antidotum), peluruh keringat (diaforetik), obat cacing (antalminitik), merangsang masaknya bisul, menghilangkan pembengkakkan (antiswelling), dan menghilangkan rasa sakit (analgesik). Kandungan kimia dari bakung putih ini umbinya mengandung alkaloid berupa likorin, krinin dan asetilkorin, ibulin, dan methylanthanilate. Dan bagian yang dipakai adalah umbi lapis, daun, akar, atau seluruh herba. Pemakaian segar atau kering. Untuk dosis pemakaian luar, herba segar dicuci dan dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. Dan pemakaian dalam, 3-10 gram akar atau 15-30 gram daun, direbus lalu airnya diminum.
Pemakaian luar menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
  • Sakit Gigi :
Cara pertama : akar bakung secukupnya dicuci dan digiling lalu ditempelkan pada tempat yang sakit
Cara kedua : akar bakung dicuci lalu direbus dengan air hingga mendidih, setelah dingin atau hangat digunakan untuk kumur-kumur lalu dibuang.
  • Kaki dan Tangan Bengkak (edema), Luka terpukul, rematik : daun bakung dioles dengan minyak kelapa (Cocos nucifera L.), dilayukan di atas api, lalu ditempelkan atau dililitkan pada bagian tubuh yang sakit.
  • Pembengkakkan Kelenjar Limfa pada selangkangan dan ketiak : daun bakung secukupnya dua siung bawang merah (Allium cepa L.) dan gula putih secukupnya digiling lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit.
  • Rematik Sendi :  daun bakung  dipanaskan di atas api kecil hingga layu kemudian diolesi dengan minyak wijen lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit.
  • Sakit Pinggang (lumbago) : daun bakung dan 10 gram jahe merah (Zingiber officinale Rosc), dihaluskan lalu dibalurkan pada pinggang.
  • Keseleo :
Cara kesatu : daun bakung dihangatkan di atas api kecil hingga layu lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit
Cara kedua : daun bakung segar atau kering digiling hingga hancur, tambahkan arak putih dan tepung terigu yang telah digonseng secukupnya lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit
Cara ketiga : umbi bakung secukupnya digiling halus, tambahakan arak putih secukupnya, lalu ditempelkan pada tubuh yang sakit.
  • Borok (ulkustripikum), Bisul (furunkulus)
Cara kesatu : umbi bakung segar dicuci dan diiris kecil-kecil, dipanasi sebentar kemudian ditempelkan pada kulit yang borok lalu dibalut.
Cara kedua : daun bakung secukupnya dicuci bersih lalu dijus, cairannya dioleskan pada tempat yang sakit
Cara ketiga : daun dan tangkai bunga bakung segar dicuci dan dihaluskan, tambahkan sedikit madu, lalu ditempelkan pada bisul (furunkulus), radang kulit bernanah (pioderma), atau bengkak
  • Patek (frambusia) : Buah dan biji bakung dicuci bersih lalu dihaluskan, dicampur dengan tepung bedak beras dingin secukupnya, kemudian dibalurkan pada kulit yang sakit.
  • Luka,  luka karena benda beracun : Umbi bakung segar dicuci bersih lalu dihaluskan, lalu ditempelkan luka.
  • Mengatasi Buang Air tertahan/tidak lancar : daun bakung diolesi dengan minyak kelapa secukupnya lalu ditempelkan pada daerah kandung kencing.
Pemakaian dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
  • Luka akibat benda beracun atau gigit ular, perangsang muntah (emeticum) : 5-10 gram umbi bakung dicuci bersih lalu dihaluskan/dijus, disaring lalu airnya diminum dan ampasnya diletakkan pada tempat yang luka  kemudaian dibalut. Setelah memakai resep ini akan muntah sehingga membantu keluarnya racun.
Perlu anda ketahui dan perhatikan :
  • Tumbuhan Bakung beracun, terutama umbinya, gunakan secara hati-hati
  • Tanda-tanda keracunan yaitu sakit perut, diikuti dengan diare yang hebat, denyut nadi cepat, pernapasan tidak teratur, dan panas tinggi
  • Pengobatannya : lambung cepat dipompa agar isinya keluar (dibuat muntah) kemudian minum teh kental atau boleh juga 40 cc cuka beras putih dan 30 cc jus jahe segar ditambah air secukupnya, dikumur-kumur dan jangan ditelan.
  • Setiap pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit berat tetap konsultasikan ke dokter.

Untuk mengetahui berbagai macam jenis tanaman obat lainnya silahkan anda kunjungi :
Read more ...

Wudani [Quisqualis indica L.] - Khasiat & Manfaat

Wudani [Quisqualis indica L.]
Wudani [Quisqualis indica L.]

Tumbuhan Wudani [Quisqualis indica L.] yang berasal dari Asia Tenggara ini dapat ditemukan di ketinggian 600 m di atas permukaan air laut. Familia : Combretaceae, sinonim : Quisqualis ebracteata Beauv. =  Quisqualis longiflora Presl. = Quisqualis sinensis Lindl. = Quisqualis loureiri Don. = Q. pubescens Burm. = Quisqualis villosa Roxb. Tersebar diseluruh Nusantara, tumbuh liar dihutan, ladang, semak belukar, kadang ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat.

Pengembangbiakan tumbuhan ini dengan biji dan setek batang. Perdu merambat, panjang 2-8 m. Daunnya tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek dengan helaian daun bulat telur memanjang sampai jorong, panjang daun 5-18,5 cm, sedangkan lebar 2,5-9 cm, ujungnya runcing, pangkal membulat, tepi rata, tulang daun menyirip, warna daun hijau. Bunga tersusun dalam bulir yang keluar dari ujung tangkai, mempunyai lima helai mahkota bunga yang warnanya dapat berubah dari mula-mula putih kemerahan menjadi merah keunguan, baunya harum. Buahnya bersegi lima, berbentuk memanjang dengan ujung dan pangkal menyempit, panjang buah 2-3 cm, rasanya seperti kelapa, bila telah masak buah berwarna coklat dan siap dipanen.

Berbagai nama lain Tumbuhan Wudani [Quisqualis indica L.] di berbagai daerah : di Sumatra dinamakan dani, udani, wudani. di Jawa dinamakan wedani dan di Sunda, bidani, kecekluk, kaceklik, ceguk, cekluk.  di Madura dinamakan rabetdani, di Kangean dinamakan kunyit rhabet, rhabet besi, seradengan. di Sulawesi dinamakan tikao (Bugis).

Dan di Tiongkok dinamakan She chin zhe, di Filipina dinamakan niog-niogan, tagarau, tagulo, talolong, tangolo, tangolan, totoraok, di Inggris dinamakan Chinese honeysuckle, Rangoon creeper, Burma creeper, liane vermifoge, di Melayu dinamakan akar dani.

Sifat kimiawi manis, hangat, dan beracun (toksik). Efek farmakologis berkhasiat sebagai obat cacing, melancarkan pencernaan, memperkuat limpa. Tumbuhan ini masuk meridian limpa dan lambung. Kandungan Kimia tumbuhan Wudani [Quisqualis indica L.] buah matang mengandung potassium quisqualata, sebagian besar lemak jenuh trigonelline dan puridine. Kulit buah dan daun mengandung potassium quisqualata. Bunga mengandung cyaniding monoglycoside. Daun dan tangkai mengandung tannin, saponin, sulfur, calcium oksalat, lemak, peroksidase, protein. Dan bagian yang dipakai untuk pengobatan terutama biji. Buah masak dijemur untuk disimpan. Akar dan daun dapat juga digunakan untuk pengobatan.

Kegunaan untuk menyembuhkan penyakit seperti : Sakit perut karena cacingan terutama ascariasis, Cacing kremi (oxyuriasis),Berat badan kurang pada anak (infutantile dyspepsia), Perut kembung pada disentri, Radang ginjal (nephitis), Peluruh dahak pada penderita batuk (expectorant), Sakit kepala, dan Penyakit kulit akibat parasit, jamur.

Dosis Pemakaian untuk pemakaian luar : buah tumbuhan wudani digiling halus, tambahkan minyak kelapa lalu dibalurkan pada bagian yang sakit. dan untuk pemakaian dalam (minum) : 3-9 gram biji kering atau 10-15 gram yang segar direbus lalu diminum atau dijadikan pil, bubuk. Atau 30-60 gram daun segar direbus lalu diminum. Atau 6-10 gram akar direbus lalu diminum.

Pemakaian luar menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
  • Sakit kepala : daun wudani dihaluskan lalu dipakai sebagai tapal pada pelipis.
  • Penyakit kulit akibat parasit, jamur : buah wudani secukupnya dihaluskan, tambahkan minyak kelapa (Cocos nucifera L.) lalu dibalurkan pada bagian yang sakit.

Pemakaian dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
  • Penyakit cacing kremi (oxyuriasi) Cara ke-1 : biji wudani disangrai hingga matang, dimakan dengan dikunyah ½ jam sebelum makan. Anak kecil 3-15 biji sehari, dewasa 15-30 biji sehari, dibagi untuk tiga kali makan, lakukan secara teratur. Atau Cara ke-2 : 10 gram biji wudani, 10 gram biji pinang (Areca catechu L.), direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum airnya hangat-hangat.
  • Penyakit cacing gelang (ascariasis) : Cara ke-1 : untuk anak-anak 3-5 biji wudani, ditumbuk lalu dimakan. Atau Cara ke-2 : 2 jari akar wudani, gula jawa secukupnya, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum pagi hari sebelum makan.
  • Penyakit cacing tambang (ankylostomiasis) :30 biji wudani dicuci bersih lalu digiling halus, seduh dengan 100 cc air panas, tambahkan satu sendok makan madu, diminum hangat-hangat malam hari sebelum tidur.
  • Berat badan berkurang pada anak-anak (infantile malnutrition) : 6 gram tumbuhan wudani direbus dengan 300 cc hingga tersisa 100 cc, lalu disaring dan diminum airnya.

Perlu anda ketahui dan perhatikan :
  • Sebelum dan sesudah makan obat ini, jangan minum teh kerena menambah gejala yang tidak diinginkan (efek samping obat).
  • Kelebihan dosis dapat menimbulkan rasa pening, muntah, cegukan, sakit perut, diare, yang akan hilang dengan sendirinya.
  • Di luar negeri sudah dibuat obat paten dengan merek dagang Wu Kan Fei Urh Wan (Tiongkok).

Untuk mengetahui berbagai macam jenis tanaman obat lainnya silahkan anda kunjungi :
Jenis Tanaman Obat
Read more ...

Khasiat Tanaman | Khasiat Tumbuhan | Khasiat Herba | Khasiat Tanaman Bunga | Tanaman Herbal | Tumbuhan Herbal | Manfaat Tanaman | Manfaat Tumbuhan | Kegunaan | Sifat Kimiawi | Efek Farmakologis | Kesehatan | Komposisi | Farmasi | Prescription | Resep | Seluruh Herba | Bunga | Benangsari | Akar | Umbi | Daun | Kelopak Daun | Buah | Biji| Batang | Formulasi | Pemanfaatan | Efektivitas | Sumber | Tanaman Obat | Tumbuhan Obat | Farmakologi | Kedokteran Kedokteran Timur | Rimpang | Polong-polongan | Bahan Obat | Kandungan | Zat | Kontradiksi | Toksin | Sterilisasi | Badan Kesehatan| Praktisi Klinis | Pengobatan Tradisional | Familia | Kandungan Kimia | Dosis Pemakaian | Perdu | Pahap | Obat Tionghoa | Genus | Divisi | Spesies | Tanaman Hias | Pemakaian Dalam | Pemakaian Luar | Health | Medicine | Efficacy Plants | Benefits of Plants | Traditional Medicine | Medicinal Herbs | Medicinal Plants | Medicinal Materials