Bugenfil [Bougainvillea glabra Choicy] - Khasiat & Manfaat

Bugenfil [Bougainvillea glabra Choicy]
Bugenfil [Bougainvillea glabra Choicy]
Bugenfil [Bougainvillea glabra Choicy], familia Nyctaginaceae, bisa ditemukan diseluruh daerah tropis pada ketinggian 1 - 1400 m diatas permukaan air laut, menyukai tanah gambur yang mengandung pasir, dan terkena cahaya matahari langsung sepanjang hari. Pengembangbiakan dapat dilakukan dengan setek batang, cangkok, okulasi, atau biji. Perdu yang memanjat dan berbatang kayu (liana), mempunyai duri yang berbentuk kait, tinggi tumbuhan ini bisa mencapai 5 -15 m, dengan ranting , daun, dan karangan bunga kerapkali mempunyai rambut-rambut halus berwarna jingga. Daun tunggal, duduk berhadapan, bertangkai, bentuk bulat telur sampai elips, ujung meruncing, tepi rata, panjang 4 -10 cm, dan lebar 2 - 6 cm. Bunga kecil-kecil seperti terompet, tumbuh berkelompok tiga, masing-masing bunga mempunyai satu daun pelindung yang lebar dan warnanya dapat bermacam-macam, sehingga ketiga kelompok bunga tersebut membentuk satu kesatuan seperti sekuntum bunga. Bunga keluar dari ketiak daun atau diujung ranting dan setiap satu tangkai bunga terdapat 1 - 7 kelompok bunga. Warna daun pelindung beraneka ragam, tergantung jenisnya, ada yang berwarna merah, ungu, jingga, putih, atau kuning. Buahnya kecil, di Jawa jarang terbentuk. Tumbuhan ini banyak ditanam sebagai tanaman hias. Nama tanaman hias asal Brazilia ini konon berasal dari nama seorang komodor laut Perancis yaitu Louis Antoine de Bougainville

Istilah nama daerah di Indonesia adalah kembang kertas, dan Istilah nama asing adalah Ye zi hua (T), Bougenfill flower (I), bunga kertas (M).

Sifat kimiawi rasa pahit, kelat, dan hangat. sedangkan efek farmakologis berkhasiat memperlancar sirkulasi peredaran darah. Dan kandungan kimia dari Bougainvillea glabra var. Sanderiana Hort. telah diisolasi empat jenis bougainvillen, yaitu betanidin, isobetanidin, 6-0-beta-saphoroside, 6-0-rhamnosysophoroside.

Bagian yang dipakai untuk bahan pengobatan adalah bunga dan batang yang dikeringkan. Dosis pemakaian luar adalah tumbuhan bugenfil, dicuci bersih dan dihaluskan lalu ditempelkan pada kulit yang sakit. Dan untuk pemakaian dalam adalah 9-15 gram direbus, airnya diminum.
Pemakaian luar menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
  • Biang keringat, gatal-gatal (pruritus) : bugenfil, sirih (Piper betle L.), dan daun lidah buaya (Aloe Vera L.) dicuci dan direbus dengan air secukupnya hingga mengental lalu dioleskan pada bagian kulit yang gatal.
  • Bisul : Bunga bugenfil dan daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata [Lam.] Pers.), masing-masing secukupnya, dicuci bersih dan dihaluskan lalu ditempelkan pada bisul.
Pemakaian dalam menyembuhkan berbagai penyakit seperti :
  • Keputihan (leucorrhea), nyeri waktu haid (dysmenorrhea) : 15 gram bunga bugenfil dan 90 gram lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.
  • Hepatitis : 15 gram batang bugenfil direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, lalu disaring dan diminum hangat-hangat.
  • Keputihan (leucorrhea) : 9 - 15 gram bunga bugenfil direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc, disaring lalu airnya diminum.
  • Haid tidak teratur : 9 - 15 gram bunga bugenfil dan 15 gram umbi rumput teki (Cyperus rotundus L.), direbus dengan 400 cc hingga tersisa 200 cc, disaring lalu airnya diminum.
  • Sakit waktu haid dan darah haid bergumpal : 15 gram bunga bugenfil, 15 gram bunga ros/mawar (Rosa chinesis Jacq.) dan 70 gram daun lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 150 cc.
  • Terlambat haid : 15 gram bunga bugenfil, 15 gram temu item hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.), dan 90 gram daun lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum untuk dua kali sehari, setiap kali 150 cc.
Perlu anda ketahui dan perhatikan bahwa umbi rumput teki (siang fu) dapat dibeli di toko obat Tionghoa. Dan pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius atau berat tetap konsultasikan ke dokter.

Untuk mengetahui berbagai macam jenis tanaman obat lainnya silahkan anda kunjungi :
Jenis Tanaman Obat
Read more ...

Widuri [Calotropis gigantean Dryand.] - Khasiat & Manfaat

Widuri [Calotropis gigantean Dryand.]
Widuri
[Calotropis gigantean Dryand.]
Widuri [Calotropis gigantean Dryand.], Familia : Asclepiadaceae, Sinonim :Asclepias gigantean Linn. Widuri terdapat di daerah kering, tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman hias. Habitus perdu, tinggi 0,5-3 m. Batang bulat, kukuh, kulit pucat. Bunga majemuk dalam anak payung, tangkai bunga tebal dengan panjang 3-5 cm mahkota bunga berbentuk roda, berwarna lila, kandang-kandang putih dengan tabung yang hijau pucat, berbentuk cawan yang dangkal. Buah bumbung, berdiri sendiri atau berpasangan, bulat telur memanjang dengan ujung melengkung seperti kait.  Biji coklat,  berambut  pendek dan lebat. Daun bertangkai sangat pendek, helaian dan memanjang atau bulat telur terbalik dengan pangkal berbentuk jantung dan ujung tumpul, sisi  atas daun mulanya berambut lebat yang berwarna putih kemudian gundul, panjang  8-30 cm, lebar 4-15 cm.

Istilah nama daerah di Indonesia Sumatra : rubric (Aceh), biduri, lembega, rembega, remingu (Melayu), rumbigo (Minangkabau). Jawa : babakoan, badori, biduri, widuri (Sunda), saduri, widuri, (Jawa), bidhuri, (Madura), burigha (Kangean). Nusa Tenggara : maduri (Bali), rembiga (sasak), kore (Bima), krokoh (Flores), kolomsusu (Timor). Sulawesi : rambega (Makasar, Bugis). Dan istilah nama asing disebut Niu chia kua (T), asclepiad tree, crown flower, mudar plant (I), dokrak (Th), widuri, reminggu (M), kapal-kapal (F) oschertrach.

Sifat kimiawi dari tanaman widuri ini adalah pedas, tajam, dan pahit. Efek farmakologis berkhasiat sebagai pencahar (purgative), digestif, tonik (pada dosis yang kecil), menambah nafsu makan (stomakik) peluruh muntah (emetikum). Sedangkan kandungan kimianya mengandung glukosida (kalotropin, fuscharin, kalotoksin). Kulit batang mengandung dammar. Daun mengandung kalotropin, damar, floavil dan alban.

Bagian yang dipakai adalah kulit pohon, akar, daun, bunga dan getah. Sedangkan dosis pemakaian luar : daun widuri dicuci dan dihaluskan lalu ditempelkan pada kulit yang sakit atau getahnya dioleskan pada bagian yang sakit. Dan pemakaian dalam : 10-30 gram, direbus lalu airnya diminum.

Pemakaian luar menyembuhkan berbagai penyakit seperti :

Kutil : getah widuri dan kapur sirih secukupnya dicampur lalu dioleskan pada kulit yang terdapat kutil. Lakukan 2-3 kali sehari secara teratur sampai kutil hilang.

Gigi rusak (caries) : getah widuri 3-4 tetes dengan kapas dilumaskan pada gigi yang rusak, jangan terkena gigi yang sehat. Lakukan 1-2 kali sehari.

Kudis (Scabies) : 
 Cara ke-1 : 30 gram daun widuri segar dan 30 gram daun ketepeng china (Cassia Alata L.) dicuci bersih dan ditumbuk sampai keluar cairan, lalu dioleskan pada kulit yang terkena kudis.
Cara ke-2 : 30 gram daun widuri digiling halus, dicampur dengan 50 cc air bersih dan sedikit kapur sirih lalu digosokan dan dilumaskan pada kulit yang sakit. Lakukan 2 kali sehari.

Bisul (furunculus) : daun widuri secukupnya dihaluskan lalu dioleskan pada bisul agar lekas matang.

Eksim (eczema) : getah widuri beberapa tetes dilumaskan pada kulit yang terkena eksim. Lakukan 2 kali sehari secara teratur.

Pemakaian luar menyembuhkan berbagai penyakit seperti :

Campak/gabag (morbili) : 15 gram daun widuri, 10 gram kunyit (Curcuma longa L.), 15 gram daun asam muda (Tamarindus indica L.) dan 15 gram pegagan (Centella asiatica [L.] Urban.), dicuci dan direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring tambahkan dua sendok makan madu lalu diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Kejang jantung (angina pectoris) : ¾ jari kulit widuri, 15 gram daun sembung (Blumea balsamifera DC.), daun dewa (Gynura segetum [Lour] Merr.) dan daun kacapiring (Gardenia augusta Merr.) masing-masing 25 gram dan gula enau (Arenga pinnata Merr.) secukupnya, dicuci dan dipotong-potong seperlunya lalu direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 450 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk 3 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Radang lambung (gastritis) : 20 gram bunga widuri dan 50 gram daun lidah buaya (Aloe vera L.) yang telah dikupas kulitnya, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, setelah dingin disaring lalu diminum untuk 2 kali sehari, setiap kali 150 cc.

Perlu anda ketahui dan perhatikan bahwa pengobatan dilakukan secara teratur. Untuk penyakit yang serius disarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter.

Untuk mengetahui berbagai macam jenis tanaman obat lainnya silahkan anda kunjungi :

Read more ...

Khasiat Tanaman | Khasiat Tumbuhan | Khasiat Herba | Khasiat Tanaman Bunga | Tanaman Herbal | Tumbuhan Herbal | Manfaat Tanaman | Manfaat Tumbuhan | Kegunaan | Sifat Kimiawi | Efek Farmakologis | Kesehatan | Komposisi | Farmasi | Prescription | Resep | Seluruh Herba | Bunga | Benangsari | Akar | Umbi | Daun | Kelopak Daun | Buah | Biji| Batang | Formulasi | Pemanfaatan | Efektivitas | Sumber | Tanaman Obat | Tumbuhan Obat | Farmakologi | Kedokteran Kedokteran Timur | Rimpang | Polong-polongan | Bahan Obat | Kandungan | Zat | Kontradiksi | Toksin | Sterilisasi | Badan Kesehatan| Praktisi Klinis | Pengobatan Tradisional | Familia | Kandungan Kimia | Dosis Pemakaian | Perdu | Pahap | Obat Tionghoa | Genus | Divisi | Spesies | Tanaman Hias | Pemakaian Dalam | Pemakaian Luar | Health | Medicine | Efficacy Plants | Benefits of Plants | Traditional Medicine | Medicinal Herbs | Medicinal Plants | Medicinal Materials